Cover Novel Penumpang Gelap Karya Alijullah Hasan Jusuf/ Koleksi Pribadi |
Judul: Penumpang Gelap – Menembus Eropa
Tanpa Uang
Penulis: Alijullah Hasan Jusuf
Penerbit: Kompas
No ISBN: 9789797099787
Tahun Terbit: Oktober 2015
Halaman: viii + 312 halaman
Kategori:
Drama
Ali,
remaja berumur 17 tahun (pada tahun 1967) berhasil ke eropa tanpa menggunakan
uang sepeserpun. Tanpa menggunakan identitas paspor maupun visa. Tentu ini
adalah kisah nyata yang diceritakan sendiri Alijullah Hasan Jusuf pada novel
Penumpang Gelap tahun 2015.
Menarik memang
membaca kisah Ali yang sudah tersimpan selama lebih dari 40 tahun. Novel ini
menceritakan secara detail bagaimana Ali bisa menaiki maskapai penerbangan
terbaik di Indonesia kala itu, tanpa terendus sedikitpun petugas kalau dia
adalah penumpang gelap. Sedemikian rapinya dia menghitung waktu sampai akhirnya
bisa naik ke pesawat.
Bocah remaja
tanggung yang berasal dari Sigli ini pernah menjadi pedagang asongan. Menjadi orang yang hidup dengan kejar-kejaran
melawan aparat. Tinggal di gubuk reot, dan hanya bisa membayangkan bisa ke luar
negeri. Ingin menginjakkan kaki di tanah Eropa. Dia bertekad, suatu saat dia
harus menginjakkan kaki di sana.
Rasa penasarannya
semakin mencuat. Dia mempunyai rencana ingin menjadi seorang penyusup di
bandara. Tiap hari dia selalu singgah ke bandara, melihat situasi bandara,
membaca titik-titik petugas bandara, serta mencari celah jalan yang tidak
diperiksa mesin pemindai. Hingga di kemudian hari, dia memutuskan melakukan
misinya tersebut. Terbang ke eropa!
“Wah, ini dia pesawat dari Amsterdam. Pesawat
dari negeri penjajah nenek moyangku – halaman 37.”
“Kini kartu masuk pesawat telah ada. Tiga kunci
dari rencanaku telah kurintis. Usaha selanjutnya, aku harus mencari jalan
bagaimana menembus pintu masuk ke ruang penumpang yang telah diperiksa –
halaman 142.”
“Jakarta heboh. Beberapa harian ibu kota
telah menulis di berita utamanya: ‘Ali penumpang gelap Djakarta - Amstrerdam, tanpa
uang djelajahi Eropa – halaman 224.”
Saya tidak
akan menceritakan secara detail bagaimana Ali bisa menerobos barikade
pemeriksaan yang ketat di bandara. Atau bagaimana dia melanjutkan kisahnya
selama di Eropa. Karena di novel ini, proses itulah yang menjadi tajuk inti
cerita tersebut.
Ada beberapa
hal yang harus digarisbawahi pada novel ini. Salah satunya adalah tentang
sebuah tekad. Setiap keinginan, pasti selaras dengan kenyataan jika kita
benar-benar melakukannya sepenuh hati. Seperti yang Ali lakukan, pada masa
remaja menjadi penumpang gelap, dan masa dewasa pun dia menjadi orang yang bisa
menjejakkan kaki di eropa.
Selain itu
hal yang harus ditekankan di sini adalah pentingnya rencana. Seberapa besar
kita tahu rencana ke depan ingin melakukan apa, memahami kondisi tempat yang
dituju, dan tidak hanya modal nekat. Ali menjadikan pengalamannya tersebut
sebagai guru yang paling mahal.
Pada dasarnya
cerita di novel ini menyenangkan. Kita dibawa pada masa tahun awal-awal
merdeka. Ikut merasakan bagaimana menyambung hidup di ibu kota itu terasa
berat, ada banyak polemi, dan tentunya ada cerita asmara di dalamnya. Silakan dibaca
novel ini; terkhusus bagi kalian yang senang berpetualang.
0 Komentar