Buku Ruang-Ruang Rahasia karya Farchan Noor Rachman |
Judul: Ruang-Ruang Rahasia
Penulis: Farchan Noor Rachman
Penerbit: EA Books
ISBN: 978-602-50222-1-0
Cetakan: Pertama tahun 2017
Sebelum membuat buku, saya mengikuti
jejak efenerr melalui tulisannya di blog. Di sana tertuang berbagai cerita dia ketika
sedang bepergian. Menjejakkan kaki di berbagai tempat di Indonesia ataupun Luar
Negeri, dan menuliskannya di blog secara gamblang, runtut, dilengkapi foto-foto
indah.
Membaca buku Ruang-Ruang Rahasia ini
membuatku seperti menjelajah blog pribadinya dengan sudut yang lebih dalam. Jika
di blog, Efenerr (aka Farchan) menuliskan perjalanannya dengan singkat namun
padat. Di buku ini dia berkreasi lebih luas. Tulisan tidak lagi dibatasi
beberapa halaman. Lebih nyaman membaca dengan selipan pesan di tiap akhir
cerita.
Ada tiga bab tulisan di buku dengan
sub yang beragam. Penulis membagi menjadi tiga bagian garis besar; domestik,
manca, dan hikmah perjalanan. Ketiga garis besar ini saling berkaitan membentuk
benang merah pada bab ketiga. Penulis mendeskripsikan suatu tempat dengan
sederhana, membuat kita mudah dalam memahaminya.
Berbagai kisah dari dalam maupun
manca tertuang di buku ini. Setidaknya, ketika kita membaca buku ini, ada
banyak hal yang berada jauh dari tempat kita yang berbeda, namum mempunyai
makna mendalam. Penulis bukan sekadar bermain, bepergian dengan pulang membawa
ratusan dokumentasi foto saja. Namun dia juga berinteraksi dengan warga,
berbaur dengan orang-orang sekitar, serta sedikit demi sedikit belajar tentang
sejarah masa lampau.
“Arung Palaka dicatat sebagai tokoh antagonis dalam narasi besar sejarah
Indonesia. Padahal apa yang dilakukan Arung Palaka adalah mempertahankan ‘siri’
atau harga diri – halaman
37.”
“Selama
turun-temurun cerita dan kearifan lokal dirawat dalam bentuk sandiwara. Pesan-pesan
dibungkus apik dan membuat warga belajar kebijaksanaan dengan larut pada
pertunjukan, bukan pada filsuf terkenal – halaman 63.”
“Pelaut sekarang ketolong alat Mas, pelaut dulu lebih hebat, pakai naluri
dan hafal posisi bintang – halaman 148.”
Buku karangan Farchan ini adalah
sebuah catatan perjalanan panjang dia selama menjadi seorang travel bloger. Penulis
berbagi pengalaman kala berkunjung ke
kedai di tengah kota Jakarta, Jambi, Sintang, dan pulau di bagian timur
Indonesia.
Selain itu, penulis juga menceritakan
pengalamannya ketika berada di luar negeri. Merasakan hidup sebagai minoritas
di negara orang lain kala puasa. Bertemu orang baru serasa saudara ketika satu
agama dan tahu bahwa penulis dari Indonesia. Atau malah membaca cerita menggelitik
saat pengalaman bermain salju dan terjerembab.
Dari 187 halaman yang tertulis di
buku Ruang-Ruang Rahasia, setidaknya saya menemukan ada dua kata yang salah
ketik. Pertama “diebut” seharusnya menuliskan kata “disebut”, kata ini berada
di halaman 43. Kedua kata “tetapi” menjadi “teapi” pada halaman 107. Terlepas dari
kesalahan ketik tersebut, buku ini tetaplah bagus untuk dibaca.
Dari sekian cerita yang tertulis di
buku ini; saya malah tidak melihat bagaimana keindahan alam yang penulis
tuturkan. Sepertinya penulis sengaja tidak menjadikan keindahan lanskap alam
atau lainnya sebagai hal yang menonjol di sini. Penulis jauh lebih menonjolkan
interaksi dengan warga setempat, rasa kekeluargaan, dan menikmati hal-hal lain.
Pada akhirnya, saya merekomendasikan
kalian untuk membaca buku ini. selain tentang interaksi, buku ini jauh lebih
menekankan bahwa setiap perjalanan itu mempunyai pesan mendalam, terlepas jauh
atau dekat tempat yang kita pijak, lama atau sebentar waktu yang kita gunakan. Sebuah
catatan yang menarik gali lebih dalam oleh para travel bloger.
Bisa juga, buku ini menjadi pedoman
bagi orang yang terasa bingung memulai dalam menulis sebuah catatan perjalanan.
Dari tulisan-tulisan penulis, kita dapat mendapatkan ide untuk menulis serupa. Tidak
menjiplak tulisannya, namun terinspirasi dari alur cerita yang dituangkannya
dalam cerita.
2 Komentar
Aku salfok sama template blognya kak. Template kita bukannya sama ya? hhee
BalasHapusSepertinya beda, bagusan punyamu hahhahah
Hapus