 |
| Toraja Coffee Robusta |
Sejak bekerja di instansi pendidikan, saya acapkali mendapatkan oleh-oleh dari mahasiswa. Salah satu bingkisan yang paling sering dibawa adalah kopi bubuk. Ketika stok kopi bubuk dari Lasem sudah habis, saya membuka stok kopi dari Toraja. Namanya Toraja Coffee Robusta.
Pada kemasan yang dominan berwarna hitam dengan tempelan sticker logo kopi, Toraja Coffee Robusta ini tertera informasi lebih baik digunakan sebelum bulan desember 2025. Artinya, ketika saya buka di awal tahun 2025, tentu waktu yang tepat.
Menariknya, pada kemasan Toraja Coffee Robusta tertulis tambahan Ex Zatta Coffee, apakah berkaitan dengan jenama kopi sebelumnya atau bagaimana. Selain itu, pada kemasan pun sedikit berbeda terkait ukuran berat. Bagian tempelan 200 gram, sementara pada kode batang bagian bawah 250 gram.
Pada kode bagian bawah pun bertuliskan kopi Palawa Robusta. Ketika saya cek pada pembuatannya, kopi ini hasil produksi dari Pa Lawa Coffee Industry Toraja Sulawesi Selatan. Pun sudah lengkap dengan nomor yang terkait Dinkes dan registrasi.
 |
| Bingkisan Toraja Coffee Robusta |
Secara tampilan, mungkin menurut saya harus ada pembenahan agar kemasannya jauh lebih menarik dan tepat. Saya yakin, teman-teman yang mengemas kopi ini adalah para pelaku yang mempunyai target untuk dibeli wisatawan.
Terlepas dari kemasan yang menurut saya masih butuh pembenahan, bubuk kopi ini cukup lembut. Sehingga cocok untuk para menyeduh kopi sederhana dengan menggunakan gula. Saya sendiri tetap menyesap kopi dengan gula, meski ada beberapa batasan.
Pada Toraja Coffee Robusta ini, saya sengaja menyeduh dengan takaran 2.5 bubuk kopi menggunakan gelas kecil dan takaran sendok teh. Sementara, tambahan gula saya hanya beri satu sendok penuh. Kebiasaan saya hanya menggunakan gula maksimal satu sendok penuh.
Adapun gelas yang saya gunakan adalah gelas kecil bening yang biasa menjadi gelas bonus ketika kita membeli barang di minimarket. Air sudah mendidih, saya menuangkan air tersebut ke gelas. Sepintas, bubuk Toraja Coffee Robusta tidak mengambang.
Ketika bubuk kopi sudah tertuang air panas, aroma semerbak kopi terhirup. Menurut saya, sepintas aroma ini seperti sangraian biji kopi ditambahkan sedikit jagung yang sudah diselep. Sehingga aromanya begitu menyenangkan.
Segelas kopi Toraja Coffee Robusta sudah jadi, waktunya menyeduh. Seperti yang saya bilang dari awal, setiap orang yang menyesap kopi mempunyai selera berbeda-beda, mulai dari pembuatannya, hingga rasanya. Saya sendiri memposisikan diri saya sebagai menikmati kopi dengan seduh biasa dan tambahan gula.
 |
| Membuat kopi dari Bingkisan Toraja Coffee Robusta |
Citarasa seduhan pertama yang saya rasakan cukup beragam. saat menyesap, rasa manis terasa karena memang bercampur dengan gula. Namun, di waktu yang hampir bersamaan, sedikit dominan pahit yang pas. Namun, setelah memberi jeda beberapa saat, muncul rasa asam selepas menyesap kopi.
Kebiasasan saya menyesap kopi di kosan itu sebagai teman menulis artikel blog pribadi ataupun klien. Setiap kopi memang paling pas diseduh kala hangat, sehingga aroma dan rasanya masih kental. Pun dengan Toraja Coffee Robusta yang kali ini saya seduh.
Sebagai tambahan, citarasa kopi seperti ini menurut saya cocok dinikmati dengan cake. Jika anak kos seperti saya, opsi lain yang tepat adalah singkong ataupun ketela rambat goreng. Menurut saya, kalau pisang goreng kurang pas, karena pada akhir rasa kopi agak sedikit asam.
Terlepas apapun itu, mengopi bisa dengan berbagai cara. Mau dengan manual seduh, espresso, ataupun sekadar mengopi seperti yang saya lakukan. Hanya saja, sebelum mengopi, lebih baik utamakan makan terlebih dahulu, pun perbanyak air mineral.
Jadi, Toraja Coffee Robusta ini bisa menjadi opsi buat kalian yang berlibur ke Toraja dang ingin membawakan oleh-oleh ke teman sejawat atau yang lainnya. Jadi sudah menyesap kopi belum hari ini? Tetap nikmati kopimu, dan berusaha sedikit mengurangi gula.
0 Komentar